Rabu, 26 Juni 2013

dari hati aku berbicara
dari hati aku ungkapkan
bahwa cinta kita harusnya bukan seperti ini
entah apa yang kurasakan kini menemukanmu berarti menyakitkan ku
siapa yang salah ?
pantaskah dikatakan atas nama cinta
'kamu atu aku yang mengalah

Selasa, 02 April 2013

aku akui

me
aku tak pernah berharap menjadi penghianat di antara cinta kita
tapi ternyata aku tak sepantas itu berada dalam pelukmu
biarlah paada akhirnya aku jua yang merasakan pahit dan getirnya kisah kita
aku tau kamu kuat aku tau kamu tegar. 
kita sekata tapi tak se iya 
liebi....... cinta itu masih sepi
hati ini masih mencari 
jika cinta bisa menghantarkan kedamaian maka biarlah kita menunggunya
bersabarlah untuk cinta
mari kita bersama dalam mencari cinta yang sesungguhnya 

Jumat, 23 November 2012

kita

seseorang yang membuat jatuh dan mencinta
tak ada alaasan mengapa cinta itu hadir
awalnya hanya perasaan kagum
detik kedetik cinta itu tumbuh
aku tau ada yang salah dengan cinta kita
tapi, perasaan  siapa yang bisa menghalau
minggu ke minggu dia bersemi
akhirnya kita melewati tahun ketahun
namun masih ada yang salah dengan cinta kita
bukan perbedaan
bukan pula kekayaan
semakin hari aku merasa bagai buih
mengikuti setiap terpaan angin di luasnyan samudra membentang
namun, perasaan siapa yang bisa mengahalau
toh pada akhirnya aku tetap berada dalam jerat cinta
dan aku tegarkan jiwa agar sadar< bukan cintanya yang salah
tapi mereka yang tidak tau bagaimana rasa dua insan yang punya cinta yang dihiasi cita yang besar
dan kini padamu kugantungkan harap untuk terus merasakan ini
padamu yang salu sabar ketika ego tak bisa di tahan
padamu yang salu bebisik " ill always make you feel save and confort beside me"
padamu yang menjagaku dengan kesucian cinta tanpa noda
padamu yang hadir disetiap gundahku
padamu yang tak pernah perduli akan jarak cinta
akhirnya aku berserah pada cinta kita
jika cinta itu salah maka bagian mana dari cinta kita yang salah
jika hidup ini terbatas maka biarkan cinta kita bersemi tanpa batas
jika jodoh tak satukan kita maka biar cinta sebagai penunjuk kedamaian 


Rabu, 06 Juni 2012

jjjjjjjjjjjjjjjjjjj

Jumat, 12 Agustus 2011

cinta rasullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, mmatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita

Senin, 18 Oktober 2010

aku merasakan semua yang belum pernah kurasakan

  • suka
  • takut
  • jengkel
  • dan cinta
jika semua ada karna diya mk semua ku kembalikan padanya


Jumat, 08 Oktober 2010


qw mau kamu

menjaga semunya

karna aku tak akan mencintamu untuk keduaan kali